Pada tahun 1821, Perang Paderi meletus di Sumatera Barat. Tokoh utama Perang Paderi adalah Imam Bonjol. Imam Bonjol bernama asli Peto Syarif. Ia di Lahirkan pada tahun 1772 di Kampung Tanjung Bunga, Pasama, Sumatera Barat. Peto Syarif juga dikenal sebagai pemuka agama. Selain itu, Sebagai pendiri Negeri Bonol. kaum Paderi. Kaum Paderi ingin mengubah kebiasaan rakyat yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Sementara itu,kaum adat ingin tetap mempertahankan kebiasaan leluhur mereka. Oleh Karena itu, Terjadilah Perang antara kaum Adat dan Kaum Paderi. Belanda ikut campur dengan membantu kaum Adat.
Dalam Perkembangannya, kaum Paderi dan Kaum Adat menyadari kesalahannya. Mereka sadar telah diadu domba oleh Belanda. Pada tahun 1821, Imam Bonjol tampil sebagai pemimpin perlawanan terhadap Belanda.
Perlawanan kaum Paderi terhadap Belanda sangat gigih. Benteng pertahanan Belanda di Batusangkar tidak mampu menahan serangan pasukan Imam Bonol. Belanda makin sulit menghadapinya Perang Paderi. Pada saat yang sama, Belanda juga menghadapi Perang Diponegoro. Belanda lebih berkonsentrasi menyelesaikan Perang Diponegoro. Selain itu, baru menyelesaikan Perang Paderi. Oleh karena itu, Belanda mengajak berdamai kaum Adat dan kaum Paderi.
Perlawanan Pangeran di ponegoro berhasil diatasi. Belanda kembali berkonsentrasi menghadapi perlawanan kaum Adat dan kaum Paderi. Belanda datang ke Sumatera Barat dengan pasukan yang lengkap dari jawab. Bahkan, bebeapa pengikut Pangeran Diponegoro dipaksa ikut Peang Paderi, Semua kekuatan dikerahkan untuk mematahkan perlawanan kaum Adat dan Kaum Paderi. Akibatnya, Kaum Adat dan kaum Paderi kewalahan menghadapi Belanda. Benteng pertahanan kaum Paderi di Bojol dapat direbut Belanda. Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke Minahasa sampai wafatnya.
Dalam Perkembangannya, kaum Paderi dan Kaum Adat menyadari kesalahannya. Mereka sadar telah diadu domba oleh Belanda. Pada tahun 1821, Imam Bonjol tampil sebagai pemimpin perlawanan terhadap Belanda.
Perlawanan kaum Paderi terhadap Belanda sangat gigih. Benteng pertahanan Belanda di Batusangkar tidak mampu menahan serangan pasukan Imam Bonol. Belanda makin sulit menghadapinya Perang Paderi. Pada saat yang sama, Belanda juga menghadapi Perang Diponegoro. Belanda lebih berkonsentrasi menyelesaikan Perang Diponegoro. Selain itu, baru menyelesaikan Perang Paderi. Oleh karena itu, Belanda mengajak berdamai kaum Adat dan kaum Paderi.
Perlawanan Pangeran di ponegoro berhasil diatasi. Belanda kembali berkonsentrasi menghadapi perlawanan kaum Adat dan kaum Paderi. Belanda datang ke Sumatera Barat dengan pasukan yang lengkap dari jawab. Bahkan, bebeapa pengikut Pangeran Diponegoro dipaksa ikut Peang Paderi, Semua kekuatan dikerahkan untuk mematahkan perlawanan kaum Adat dan Kaum Paderi. Akibatnya, Kaum Adat dan kaum Paderi kewalahan menghadapi Belanda. Benteng pertahanan kaum Paderi di Bojol dapat direbut Belanda. Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan diasingkan ke Minahasa sampai wafatnya.