Saturday, 23 May 2020

PERLAWNAN PANGERAN DIPONEGORO DI JAWA TENGAH

Nama kecil Pangeran Diponegoro adalah Raden Mas Ontowiryo. Pangeran Diponegoro dilahirkan pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta. Ia adalah putra dari Sultan Hameng Kubuono III. Semasa kecil, ia diasuh neneknya.

Pada waktu menginjak dewasa, Pangeran Diponegoro tampak sebagai pemimpin berwibawa. Ia sangat dihormati oleh pengikutnya. Di kalangan kerabat keraton, Pangeran diponegoro cukup disegani.

Pangeran Diponegoro sangat antipenjajahan Belanda yang sewenang-wenang. Pada tahun 1825, Pangeran Diponegoro memimpin perlawanan terhadap Belanda. Penyebab perlawanan Diponegoro dibagi menjadi sebab umum dan sebab khusus.

Penyebab umum perlawanan Diponegoro, antara lain sebagai berikut.

a. penderitaan rakyat akibat kerja rodi dan beban pajak.
b. Keluarga istana kecewa karena wilayah Mataram makin sempit.
c. Para ulama kecewa dengan masuknya peradaban Barat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Penyebab khusu perlawanan Diponegoro berhubungan dengan tindakan Belanda yang sewenang-sewenang. Belanda tanpa izin memasang patok-patokitu melewati tanah dan makam leluhur Pangeran Diponegoro.

Berkaitan dengan seba-sebab itu, Pangeran Diponegoro terpanggil untuk membela rakyat. Pada tahun 1825, Pangeran Diponegoro mulai memimpin rakyat melawan Belanda. Pangeran Diponegoro sibantu oleh beberapa tokoh masyarakat. Mereka adalah kiai Mojo, Pangeran Mangkubumi, dan Sentot Prawirodijo. Pangeran Diponegoro juga mendapat bantuan dari Nyai Ageng Serang.

Perlawanan Diponegoro berkobar di berbagai tempat. Dalam berperang, Pangeran Diponegoro membuat markas berpindah-pindah. Salah satu tempat bertahannya berada di Gua Selarong. Dengan cara itu, Belanda kebingungan. Belanda tidak mampu menghadapai perlawanan pangeran Diponegoro. Belanda memusatkan semua kekuatannya untuk menghadapi pangeran Diponegoro. Akibatnya, pengikut pangeran diponegoro terdesak.

Belanda menggunakan tipu muslihat untuk menangkap pangeran Diponegoro. Dibawah pemimpin Jendral De Kock, Belanda mengajak berunding Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro menyetujui ajakan Belanda tersebut. Hal itu karena Pangeran Diponegoro lebih cinta damai. Buktinya, Pangeran diponegoro menghadiri perundingan tanpa membawa pasukan. Pangeran Diponegoro juga tidak membawa senjata. Akan tetapi, Belanda menghianati niat baik Pangeran diponegoro tersebut. Dalam perundingan tersebut, Belanda menangkap Pangeran Diponegoro. Selanjutnya, Pangeran Diponegoro diasingkan ke Makassar hingga meninggal pada tahun 1855.

Related Posts:

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p